Senin, Mei 04, 2009

Tentang Mood


Mood, dalam Kamus Inggris Indonesia mengandung arti keadaan jiwa, suasana hati. bila dirubah kedalam kata sifat menjadi Moody, yang artinya suka murung. atau ada istilah lainnya yaitu bad mood yang menandakan suasana hati yang sedang tak menentu cenderung buruk. Keadaan moody memang sering dialami setiap manusia contohnya bila kesehatan fisik menurun, banyak tekanan hidup, banyak tugas yang belum terselesaikan, memendam kesedihan, merasa kecewa dan bagi para wanita bad mood atau moody ini sering dialami saat menstruasi dikarenakan perubahan hormonal. Tapi saya tidak akan mengetes kadar kesoktahuan saya dengan membahas poin yang terkahir, ya saya juga ndak begitu ngerti gitu. Mending ngalor-ngidul kemana-mana aja deh ya daripada sok tahu.

Nah, menurut pengamatan saya yang entah benar entah salah pada wanita usia awal 20an, bad mood yang dialami bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor dari dalam dan luar dirinya sendiri. Menginjak usia 20, wanita pastinya mulai memikirkan masa depan dan eksistensinya sebagai wanita seutuhnya. Hakekatnya setiap wanita butuh merasa dicintai, dilindungi, diperhatikan dan didengarkan. hal-hal tersebut bisa didapatkan dari luar dirinya sendiri yaitu dari teman, sahabat, keluarga, kekasih, dsb. bila seorang wanita merasa cukup mendapatkan itu semua pun bukan berarti segalanya sudah lengkap dan tidak ada masalah lain yang akan datang dan menghantui dirinya. ketika seorang wanita sudah cukup memiliki teman, sahabat dan orang-orang yang berarti dalam hidupnya mereka cenderung membandingkan diri dengan lingkungannya. apakah saya cukup pantas untuk dicintai, apakah saya sudah sebahagia mereka, apakah saya cukup cantik ,cukup pintar, cukup ini-itu, atau bahkan dalam tingkat yang lebih lanjut seorang wanita normal akan mempartanyakan; mengapa saya tidak secantik sahabat saya, mengapa saya lama menjomblo, mengapa keluarga saya tidak seharmonis keluarga teman-teman saya, mengapa pacar saya bekerja ditempat yang biasa-biasa saja, mengapa badan saya susah langsing dan beribu pertanyaan lainnya. Itu semua wajar adanya.

Masalahnya sekarang, jika pertanyaan-pertanyaan semacam itu muncul dibenak seorang wanita pada saat moodnya sedang stabil mungkin tidak akan menjadi pemicu stres. tapi seringnya dan memang begitu adanya malah pertanyaan macam itu datang disaat mood sedang kacau sehingga menambah panjang proses healing si bad mood itu sendiri. yang ada malah bad moodnya tambah long-lasting seperti lipstik Revlon dan Maybelline, yang bisa tahan sampai delapan jam meski si bibir sudah hinggap dimana-mana dan ngoceh kemana-mana saat meeting di kantor, atau nempel di sendok nasi goreng saat makan siang. Kalau sudah begini payahlah jadinya. Saat bad mood menyerang tidak akan ada yang bisa menghindarinya seketika. pasti butuh waktu untuk menenangkan diri dan sendiri tanpa diganggu oleh apapun juga.

Tapi terkadang kita memang tidak diberi banyak pilihan, dan hidup itu memang harus memaksakan diri untuk melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan demi kebaikan kita juga. Jika selalu ada banyak pilihan maka sepertinya akan banyak manusia yang hanya jalan di tempat karena saking bingungnya mau milih jalan yang mana. Terkadang kita memang harus memilih dengan paksa agar bisa maju selangkah demi selangkah meski sulit terasa. Balik ke soal wanita, sebenarnya simple; wanita hanya butuh seseorang yang bisa mendengarkan dan mencoba mengerti keadaannya jika sedang tak menentu. Seseorang yang bisa mendorong tanpa memaksa dan seseorang yang bisa memberikan rasa damai dihatinya. Masalah bad mood, seberapa pun lamanya si bad mood bercokol dihati seorang wanita toh nanti juga lewat sendiri.